RSUD Batin Mangunang Incar Akreditasi Paripurna


Tanggamus GL - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batin Mangunang, Kota Agung menargetkan pada tahun 2019 mendapat gelar akreditasi paripurna. 

Menurut Dirut RSUD Batin Mangunang Yudi Indarto, hal itu sebagai upaya lanjutan peningkatan akreditasi dasar yang sudah didapatkan tahun ini. 

"Untuk rumah sakit akreditasinya hanya dua, tingkat dasar dan paripurna. Beda dengan puskesmas yang ada empat klasifikasi akreditasi," ujarnya, Jumat (4/5) lalu.

Ia mengaku, meskipun tipe rumah sakit yang dikelolanya hanya tipe C, namun target paripurna akan tetap jadi incaran. Sebab selain akan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, hal itu pun mengangkat nama daerah. Tentu sebagai daerah yang berstatus kabupaten harus ada rumah sakit yang baik. 

"Kami memang menargetkan lulus penilaian Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) yang jadwalnya disurvei akhir tahun ini. Jika lulus dari penilaian maka masuk 2019 akreditasi sudah naik jadi paripurna," terang Yudi. 

Yudi mengatakan, memang tidak mudah agar lulus dalam penilaian SNARS tingkat paripurna. Namun belajar dari pengalaman penilaian akreditasi dasar lalu, maka target paripurna dicoba bisa diraih tahun depan. Sebab akreditasi rumah sakit merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh rumah sakit, khususnya yang berstatus negeri. 

"Untuk persiapan sudah dilakukan sejak sekarang, saya sekarang tegas kepada personal rumah sakit, baik tim medis atau non medis, sebab ini demi kepentingan kita juga," terang Yudi. 

Yudi mengaku, persiapan besar adalah adanya ruang isolasi untuk pasien dengan penyakit yang berbahaya. Saat ini bangunan untuk bakal ruang isolasi memang sudah ada, namun belum tergarap. 

"Untuk pembuatan ruangan seperti itu memang butuh dana besar, dan tetap kami buat, sebab saat penilaian nanti pasti ditanyakan," terang Yudi   

Selain itu tersedianya pelayanan antimirkoba dan pelayanan geriatri. Untuk antimirkoba adalah pelayanan berbentuk penelitian apa penyebab pasien masih alami sakit meski selama ini sudah berobat berulang-ulang. Nanti ada pelayanan penelitian faktor apa penyebab pasien ini tidak sembuh-sembuh dari sakitnya. 

"Masalah itu akan dipecahkan di laboratorium, maka pelayanan labolatorium dimaksimalkan. Harapannya ke depan setelah pelayanan ini ada pasien yang selama ini tidak sembuh-sembuh bisa disembuhkan," terang Yudhi. 

Selanjutnya untuk pelayanan geriatri adalah pelayanan bagi lanjut usia. Gambaran teknis pelayanan memberikan trapi kepada lansia. 

"Pelayanan ini seperti posyandu lansia tapi lebih ke penanganan medis. Sedangkan dokter-dokter spesialis, sudah tersedia. Itu pula yang mendasari supaya RSUD Batin Mangunang bisa mendapatkan akreditasi paripurna," terangnya. 

Di luar itu, lanjut Yudi kedepan bakal ada enam unit mobil ambulans, setelah disetujuinya tambahan bantuan dua unit ambulans. Selama ini ada empat unit, dan akhir tahun ini ada dua unit ambulans lagi. 

"Ambulans itu dari pusat, di sini hanya mengajukan yang disetujui pemkab dan DPRD, hasilnya di pusat sudah disetujui," terang Yudi. 

Ia mengaku, sifat pelayanan mobil ambulans hanya untuk rujukan dan mengantarkan jenazah. Untuk rujukan selama ini terjauh mengantarkan ke RSUD Abdoel Muluk, Bandar Lampung, dengan estimasi ongkos hampir Rp 1 juta. Itu untuk menanggung bahan bakar, makan minum sopir dan satu perawat, dan setoran ambulans. 

"Untuk ambulans memang tidak gratis sebab sudah diatur dalam perda. Apabila ingin gratis maka hapuskan dulu perda biaya ambulans, maka kami akan gratiskan ambulans," terang Yudi.(Ir)